Jumat, 18 November 2016

PELAPISAN SOSIAL dan KESAMAAN DERAJAT

PELAPISAN SOSIAL dan KESAMAAN DERAJAT
11.    Pelapisan Sosial.

A.    Pengertian

Masyarakat terbentuk dari individu – individu. Individu – individu tersebut membentuk suatu kelompok – kelompok social. Dari adanya atau terjadinya kelompok social  maka akan terbentuk suatu pelapisan masyarakat atau terbentuklah masyarakat yang berstrata.
Indipvidu dan masyarakat adalah komplementer yang dapat kita lihat dari kenyatan, dibawah :

1)      Manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya.
2)      Individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan bisa menyebabkan perubahan besar pada masyarakat.

Istilah stratifikasi atau stratification berasal dari kata STRATA atau STRATUM yang berarti LAPISAN. Pendapat – pendapat dari para ahli tentang definisi pelapisan masyarakat:
Pitirim A. Sorokin mendefinisikan bahwa pelapisan masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas – kelas yang tersusun secara bertingkat.
Theodorson dkk. Di dalam Dictionari of Sosiologi (kamus sosiologi) menyatakan bahwa pelapisan masyarakat berarti jenjang status dan peranan yang relative permanen yang terdapat di dalam system social (dari kelompok kecil sampai ke masyarakat) di dalam pembedaan hak, pengaruh, dan kekuasaan.

B.    Pelapisan Sosial Ciri Tetap Kelompok Sosial.

Pembagian dan pemberian kedudukan yang berhubungan dengan jenis kelamin nampaknya menjadi dasar dari seluruh system social masyarakat kuno. Di dalam organisasi masyarakat primitive di mana belum mengenai tulisan, pelapisan masyarakat itu sudah ada. Hal ini terwujud berbagai bentuk sebagai berikut:

1)      Adaya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan perbedaan- perbedaan hak dan kewajiban.
2)      Adanya kelompok – kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak- hak istimewa.
3)      Adanya pemimpin yang berpengaruh.
4)      Adanya orang – orang yang di kecilkan di luar kasta dan orang yang di luar perlindungan hokum (cutlaw men).
5)      Adanya pembagian kerja di dalam suku itu sendiri.
6)      Adanya perbedaan standar ekonomi dan ketidaksamaan ekonomi itu secara umum.

Pendapat tradional tentang masyarakat primitive sebagai masyarakat yang komunitis yang tanpa hak milik pribadi dan perdangan adalah tidak benar. Ekonomi primitive bukanlah ekonomi dari individu – individu yang terisolir produktif kolektif. Karena sesungguhnya adalah kelompok ekonomis yang tersusun atas dasar ketergantungan yang timbal balik dan individu- individu yang aktif secara ekonomis, serta bagian – bagian yang lebih kecil dari pada suatu kelompok yang memiliki system perdangan dan barter satu sama lain.

C.     Terjadinya Pelapisan Sosial.

Ø Terjadi dengan sendirinya.

Proses yang terjadi dan bejalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Sifatnya yang tanpa di sengaja inilah maka bentuk lapisan dan dasar dari  pada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu, dan kebudayaan masyarakat di mana system itu berlaku.

Ø Terjadi dengan Disengaja.

System pelapisa yang disusun dengan sengaja ditunjukan untuk mengejar tujuan bersama. Di dalam system pelapisan ini di tentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.
System pelapisan yang dibentuk dengan sengaja ini dapat kita lihat di dalam sebuah organisasi – organisasi besar, misalnya organisasi pemerintahan. Di dalam system organisasi yang disusun dengan cara  ini mengandung dua .

1)      System fungsional , merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat.
2)      System scalar, merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari  bahwa ke atas (vertical).
  
D.    Perbedaan Sistem Pelapisan Sosial Menurut Sifatnya.

1)    System pelapisan masyarakat yang tertutup.

Di dalam system ini pemindahan anggota masyarakat ke Dallam lapisan yang lain baik ke atas maupun ke bawah tidak mungkin terjadi, kecuali ada hal – hal istimewa.

2)    System pelapisan masyarakat yang terbuka.

Di dalam system ini setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk jatuh ke lapisan dibawahnya atau naik ke lapisan yang ada di atasya.

E.     Beberapa teori tentang pelapisan social.

Bentuk konkrit daripada pelapisan masyarakat ada beberapa macam. Ada beberapa sarjana yang meninjau  bentuk pelapisan masyarakat hanya berdasar salah satu aspek saja misalnya aspek ekonomi atau aspek politik , tetapi ada pula yang melihatnya melalui berbagai ukuran secara komprehensif.
Ada yang membagi  pelapisan masyarakat seperti berikut :

1)      Masyarakat yang terdiri dari kelas atas (upper class) dan kelas bawah (lower class).
2)      Masyarakat terdiri dari 3 kelas ialah kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class), dan kelas bawah (lower class).
3)      Sementara itu ada pula yang sering kita dengar : kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class), kelas menengah bawah (lower middle class) dan kelas bawah (lower class).

Oleh karena itu beberapa sarjana memiliki tekanan yang berbeda – beda di dalam menyampaikan tori – teori tentang pelapisan masyarakat, diantaranya:

1.      Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap – tiap Negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya, mereka yang melarat , dan mereka yang berada di tengah – tengahnya.
2.      Prof . Dr. Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH. MA. Menyatakan selama di dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargainya maka barang itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya system berlapis – lapis dalam masyarakat.
3.      Vilfredo Pareto, sarjana italia menyatakan bahwa ada dua kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu yaitu golongan Elit dan golongan Non Elite. Menurut dia pangkal daripada perbedaan itu karena ada orang – orang yang memiliki kecakapan, watak, keahlian, dan kapasitas yang berbeda – beda.
4.      Goatano Mosoa, sarjana italia, di daalam “The Ruling Class” menyatakan sebagai berikut :
Didalam seluruh masyarakat dari masyarakat yang sangat kurang berkembang. Sampai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas yang pemerintah dan kelas yang di perintah. Kelas yang pertama, jumlahnya selalu sedikit, menjalankan peran – peran politik, monopoli kekuasaan dan menikmati keuntungan – keuntungan yang di hasilkan oleh kekuasaannya itu.
Sebaliknya yang kedua, ialah kelas yang diperintah, jumlahnya lebih banyak diarahkan dan diatur/diawasi oleh kelas yang pertama.
5.      Karl Mark di dalam menjelaskan secara tidak langsung tentang pelapisan masyarakat menggunakan istilah kelas menurut dia, pada pokoknya ada dua macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat – alat produksi lainya dan kelas yang tidak mempunyai dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.
Dari yang di uraikan di atas, akhirnya dapat disimpulkan bahwa ukuran – ukuran yang biasanya di pakai untuk menggolongkan anggota masyarakat kedalam lapisan – lapisan social adalah sebagai berikut :
1.      Ukuran kekayaan.
2.      Ukuran kekuasaan.
3.      Ukuran kehormatan.
4.      Ukuran ilmu pengetahuan.

22.    Kesamaan derajat.

Kesamaan derajat adalah kesamaan dalam hak – hak , kewajiban, dan kesamaan di dalam kelompok masyarakat.

1)    Persamaan HAK.

Persamaan hak adalah mendapat hak – hak kebebasan yang sama dalam semua hal.
 Mengenai persamaan hak selanjutnya dicantumkan dalam pernyataan sedunia tentang hak – hak (asasi) manusia atau Universitas Declaration of Human Right (1948) dalam pasal – pasalnya, yaitu :
Pasal 1            : “Setiap orang yang di lahrkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak yang sama.
                        Mereka dikaruniai akal dan budi dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan”.
Pasal 2 ayat 1 : “Setiap orang berhak atas semua hak – hak dan kebebasan – kebebasan yang tercantum dalam pernyataan ini dengan tak ada kecuali apapun, sepertinya bangsa, warna, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau pendapat lain, asal mula kebangsaan atau kemasyarakatan, milik, kelahiran atau kedudukn”.
Pasal 7            : “Sekalian orang adalah sama terhadap undang – undang dan berhak atas perlindungan hokum yang sama dengan tak ada perbedaan. Sekalian orang berhak atas perlindungan yang sama terhadap setiap perbedaan yang memperkosa pernyataan ini dan terhadap segala hasutan yang ditunjukan kepada perbedaan semacam ini”.

2)    Persamaan derajat di Indonesia.

Dalam Undang – Undang Dasar 1945 mengenai hak dan kebebasan yang berkaitan dengan adanya persamaan derajat dan hak tercantum dalam pasal – pasalnya secara jelas. Hokum dibuat dimaksudkan untuk melindungi dan mengatur masyarakat secara umum tanpa perbedaan. Di lihat ada 4 pasal yang memuat ketentuan – ketentuan tentang hak – hak asasi yakni pasal 27, 28, 29, dan 31.

33.    Elit dan Massa.

1)    Elit.

Elit adalah sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti yang lebih khusus dapat diartikan sekelompok orang terkemuka di bidang – bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan.

2)    Massa.

Massa dipergunakan untuk menunjukan suatu pengelompokan kolektif lain yang elementer dan spontan, yang dalam beberapa hal menyerupai crowd, tapi yang secara fundamental berbeda dengannya dalam hal – hal yang lain.

Contoh kasus tentang pelapisan social.

 Kasus 1
Beberapa tahun lalu di Indonesia terdapat beberapa kasus tentang sebuah keluarga yang miskin yang di telantarkan oleh rumah sakit karena tidak mempunyai biaya untuk berobat, padahal keluarga tersebut memiliki rujukan dari puskesmas di daerahnya. Pihak rumah sakit seperti tidak peduli dengan keluarga tersebut, sehingga mereka terpaksa pulang dan merawat yang sakit di rumah.
Solusi :
Pemerintah harus menjamin biaya rumah sakit orang orang yang miskin agar angka kematian atau sakit di Indonesia bisa menurun.

Kasus 2
para koruptor di penjara mereka mendapat ruang tahanan yang nyaman dan di pisahkan dari tahana yang lain tetapi para pencuri dan para pelaku pidana lainya mendapat ruangan yang sempit dan di huni oleh banyak orang.
Solusi :
Seharusnya para koruptor mendapat ruangan atau tempat yang sama dengan para pelaku pidana yang lainya. 
           
             



PELAPISAN SOSIAL dan KESAMAAN DERAJAT

Jumat, 07 Oktober 2016

Pengalaman

ABDUL ROHMAN

Nama saya Abdul Rohman menurut informasi dari orang tua, saya lahir di desa Bantarkalong, kecamatan Cipatujah, kabupaten Tasikmalaya. Mereka juga bilang saya lahir pukul 5 pagi pada tanggal 16 Agustus 1997. Saya mulai bias merangkak pada umur 8 bulan dan mulai bias jalan  spada umur 15 bulan atau 1 tahun 3 bulan.
Saya masuk SD pada usia 7 tahun, dan pada hari pertama masuk saya di antar oleh ibu ke sekolah dan di tungguin sampai pulang. Pengalaman yang paling tidak bias saya pada saat pertama masuk sekolah ketika saya di surun menulis yang ada di papan tulis, waku saya menulis terus guruny cek tulisan saya dan ternyata bukunya kebalik. Terus gurunya kasih tau bahwa itu salah sambil di kasih lihat kesemua teman satu kelas saya. Waktu saya kelas 2 SD itu saat saat otak mulai kerja keras karena pada waktu itu sering sekali di suruh menghapal mulia dari perkalian, kata benda dalam bahasa inggris dan arab beserta terjemahanya dalam bahasa Indonesia. Waktu naik ke kelas 3 SD saya mulai bandel, dimana pada saat itu saya sering bolos, berkelahi dengan teman sekelas, dn tugas mulai tidak di kerjain.  
Padaa saat saya kelas 5 SD saya di ikut sertakan ke dalam perlombaan pramuka yang di kenal dengan LT di tingkat kecamatan dan di laksanakan di sindangkerta, pada waktu itu lagi musim kemarau saya beserta teman – teman kesulitan dalam mendapatkan air dan kami mandi 1 kali dalam satu hari karena kesulitan air dan juga karea kami di beri batas waktu untuk melaksanakan mandi, tapi dari perlombaan itu saya mendapatkan banyak teman dari sekolah sekolah lain.Waktu saya naik ke kelas 6 SD saya saya mulai memperbaiki diri karena jika saya masih suka bolos saya takut kalau saya tidak bias lulus dari SD.
Setelah lulus dari SD saya melanjutkan sekolah ke SMP, di SMP saya mendapatkan banyak teman baru karena mereka berasal dari sekolah yang berbeda dan desa yang berbeda pula, ada yang sekolah sambil mesantren dan kebanyakan hanya sekolah. Di SMP saya mulai suka baca buku dan saya juga bias masuk peringkat 3 besar di sekolah, saya juga bias mengalahkan teman saya yang waktu di SDnya masuk 3 besar di kelasnya bahkan teman yang satu SD dengan saya dia juga bisasaya kalahkan.
Di SMP saya mengikuti perlombaan OSN (Olimpiade Sains Nasioal), pada perlombaan itu saya hanya bisa sampai ke tingkat kabupaten/kota. Tapi karena perlombaan itu juga saya di kenal di SMP. Setelah lulus dari sana saya suka di suruh datang ke sana setiap kali di laksanakan perpsahan.
Saya melanjutkan sekolah ke SMA, waktu di SMA pada saat masuk di kelas 10 saya kalah saing sehingga saya tidak bisa masuk sepuluh besar  peringkat kelas, pada saat naik ke kelas sebelas kelas di pecah lagi dan saya masuk ke kelas yang berprinsip  bahwa murid ataupun gurunya itu tidak boleh terlambat lebih dari 30 menit dan jika ada murid yang terlambat lebih dari  30 menit maka dia tidak boleh masuk kelas apabila ada gurunya, tapi jika gurunya terlambat lebih dari 30 menit maka jangan salahkan muridnya jika mereka tidak ada di kelas dan di absen harus tetap hadir. Kalo gurunya telat di jam ke 1 2 3 4 masih mending karena murid masih ada di lingkunga sekolah dan masih bisa di panggil untuk masuk ke kelas melanjutkan kegiatan belajar  tapi kalau jam atau pelajaran terakhir muridny udah pada pulang.
Kelakuan ini hanya bertahan sewaktu di kelas sebelas karena pada saat naik ke kelas 12 mereka mulai berubah karena mereka sadar jika ini berkelanjutan maka mereka tidak akan mendapatkan nilai UN yang memuaska. Hal ini di tandai dengan hilang kecaman kelas paling berisik dari guru dan kelas lain meskipun masih ada yang suka bolos.

Setelah pelaksanaan UN saya d sibukan dengan pengisian data SNMPTN dan SBMPTN, saat saya di nyatakan tidak lulus dari itu semua saya langsung daftar ke UNIV. GUNADARMA. 

Kamis, 06 Oktober 2016


Nama saya Abdul Rohman menurut informasi dari orang tua, saya lahir di desa Bantarkalong, kecamatan Cipatujah, kabupaten Tasikmalaya. Mereka juga bilang saya lahir pukul 5 pagi pada tanggal 16 Agustus 1997. Saya mulai bias merangkak pada umur 8 bulan dan mulai bias jalan  spada umur 15 bulan atau 1 tahun 3 bulan.
Saya masuk SD pada usia 7 tahun dan pada hari pertama masuk saya di antar oleh ibu ke sekolah dan di tungguin sampai pulang. Pengalaman yang paling tidak bias saya pada saat pertama masuk sekolah ketika saya di surun menulis yang ada di papan tulis, waku saya menulis terus guruny cek tulisan saya dan ternyata bukunya kebalik. Terus gurunya kasih tau bahwa itu salah sambil di kasih lihat kesemua teman satu kelas saya. Waktu saya kelas 2 SD itu saat saat otak mulai kerja keras karena pada waktu itu sering sekali di suruh menghapal mulia dari perkalian, kata benda dalam bahasa inggris dan arab beserta terjemahanya dalam bahasa Indonesia. Waktu naik ke kelas 3 SD saya mulai bandel, dimana pada saat itu saya sering bolos, berkelahi dengan teman sekelas, dn tugas mulai tidak di kerjain.  

Rabu, 10 Agustus 2016

Artikel

Artikel adalah karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan (melalui koran, majalah, buletin, dsb) dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur.

Isi

Isi artikel dapat bermacam - macam, beberapa contoh yang sering kita baca :
  1. Sejarah
  2.  
  3. Petualangan
  4.  
  5. Argumentasi
  6.  
  7. Hasil penelitian
  8.  
  9. Bimbingan untuk melakukan/ mengajarkan sesuatu.

Penulis artikel

Penulis Artikel adalah orang atau individu yang bertindak dalam pengarangan sebuah tulisan, penggabungan beberapa kata menjadi kalimat yang menarik dan enak dibaca sehingga membuat pembaca merasakan dapat mengetahui apa yang sebelumnya tidak mereka ketahui sebelumnya.
Penulis artikel bermacam-macam kriterianya, sebagai berikut :
  • Penulis Artikel Buku
  •  
  • Penulis Artikel Berita
  •  
  • Penulis Artikel Marketing
  •  
  • Penulis Artikel Online
  •  
  • Penulis Artikel Narasi
  •  
  • Penulis Artikel Naskah

Jenis dan cara penulisan artikel

  • Deskripsi
Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Contoh deskripsi berisi fakta:
Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. HutanMentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primatayang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata.
Contoh deskripsi berupa fiksi:
Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.
Topik yang tepat untuk deskripsi misalnya: Keindahan Bukit Kintamani, Suasa pelaksanaan, Promosi, Kompetensi Siswa SMK Tingkat Nasional, Keadaan ruang praktik, Keadaan daerah yang dilanda bencana.
Langkah menyusun deskripsi: Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan, Tentukan tujuan, Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan pengamatan, Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, apakah urutan lokasi, urutan waktu, atau urutan menurut kepentingan, Kembangkan kerangka menjadi deskripsi
  • Narasi
Secara sederhana narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Narasi dapat berisi fakta atau fiksi.
Contoh narasi yang berisi fakta:biografiautobiografi, atau kisah pengalaman. Contoh narasi yang berupa fiksi:
novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.
Pola narasi secara sederhana:
 
awal – tengah – akhir
 
Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh.
Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.
Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik.Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.
Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.
Contoh narasi berisi fakta:
Ir. Soekarno
 
Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.
Contoh narasi fiksi:
  1. Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.
  2. Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga?
  3. Langkah menyusun narasi (fiksi):
  4.  
  5. Langkah menyusun narasi (fiksi) melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Cerita dirangkai dengan menggunakan “rumus” 5 W + 1 H. Di mana seting/ lokasi ceritanya, siapa pelaku ceritanya, apa yang akan diceritakan, kapan peristiwa-peristiwa berlangsung, mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan bagaimana cerita itu dipaparkan.
  • Eksposisi
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Contoh:
Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan.
Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.
Topik yang tepat untuk eksposisi, antara lain: Manfaat kegiatan ekstrakurikuler Peranan majalah dinding di sekolah Sekolah kejuruan sebagai penghasil tenaga terampil. Tidak jarang eksposisi berisi uraian tentang langkah/ cara/ proses kerja.
Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.
Contoh paparan proses:
Cara mencangkok tanaman:
 
1. Siapkan pisau, tali rafia, tanah yang
subur, dan sabut secukupnya.
 
2. Pilihlah ranting yang tegak, kekar, dan
sehat dengan diameter kira-kira 1,5
 
sampai 2 cm.
 
3. Kulit ranting yang akan dicangkok dikerat
dan dikelupas sampai bersih kira-kira
sepanjang 10 cm.
 
Langkah menyusun eksposisi:
 
Menentukan topik/ tema
 
Menetapkan tujuan
 
Mengumpulkan data dari berbagai sumber
Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.
  • Argumentasi
Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
Contoh:
Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan. Pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang.
Tema/ topik yang tepat untuk argumentasi, misalnya: Disiplin kunci sukses berwirausaha Teknologikomunikasi harus segera dikuasai Sekolah Menengah Kejuruan sebagai aset bangsa yang potensial Langkah menyusun argumentasi: Menentukan topik/ tema Menetapkan tujuan Mengumpulkan data dari berbagai sumber Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi
  • Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.
Topik/ tema yang tepat untuk persuasi, misalnya: Katakan tidak pada NARKOBA Hemat energi demi generasi mendatang Hutan sahabat kita Hidup sehat tanpa rokok Membaca memperluas cakrawala Langkah menyusun persuasi: Menentukan topik/ tema Merumuskan tujuan Mengumpulkan data dari berbagai sumber Menyusun kerangka karangan Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi