MEMANUSIAKAN MANUSIA
Sebuah pernyataanyang lajim dan sering kita dengarkan bahwa
tujuan sejati pendidikan adalah memanusiakan manusia. Ungkapan ini seakan terus
diperbincangkan dan disetujui untuk dilaksanakan dalam praktek kehidupan
sebagai penggiat dan pelaksanaan pendidikan.
Pada hakikatnya seorang pendidik adalah seorang fasilitator.
Fasilitator baik dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik, maupun belajar
mandiri dan juga mampu menjadikan proses pembelajaran sebagai kegiatan
eksplorasi diri. Emily Calhoun pada Bruce Joyce, mengatakan: “Mengajar yang
sesungguhnya adalah mengajarkan siswa bagaimana belajar” atau “Sekolahan
merupakan tempat untuk belajar bagaimana caranya belajar”.
A.
Manusia dengan cinta kasih.
Ada beberapa pendapat mengenai
pengertian cinta kasih. Menurut kamus besar bahasa Indonesia karanggan W.J.S Purwodarminta, cinta adalah rasa
sangat suka (kepada) atau rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau
sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan saying atau cinta
(kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih
hampir sama sehingga kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta.
Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang)
kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Secara sederhana cinta kasih adalah
perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur keterikatan, keintiman, dan
kemesraan (Cinta ideal/Segitiga cinta) disertai dengan belas kasihan,
pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab.
Tanggung jawab yang diartikan akibat yang baik, menguntungkan, menciptakan
keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.
B.
Manusia dengan keindahan.
Keindahan, sering diutarakan kepada
situasi tertentu, arti kata keindahan yaitu berasal dari kata indah, artinya
bagus, permai, cantik, elok, melok, dan sebagainya. Keindahan identik dengan
kebenaran, sesuatu yang indah itu selalu mengandung kebenaran. Keindahan
bersifat universal, artinya keindahan yang tak terikat oleh selera perorangan,
waktu, tempat, atau daerah trtentu, bersifat menyeluruh.
Manusia dan keindahan memang tak bisa
dipisahakan sehingga kita perlu melestarikan bentuk dari keindahan yang telah
dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara, maupun seni
pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang
dapat dibanggakan dan mudah – mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan
keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai
pula dengan perkembangan teknologi, social, dan budaya.
C.
Manusia dengan penderitaan.
Penderitaan adalah menanggung atau
menjalani sesuatu yang sangat tidak menyenangkan yang dapat dirasakan oleh
manusia. Setiap manusia pasti pernah mengalami penderitaan baik secara fisik
maupun batin. Penderitaan juga termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas
penderitaan manusia bertingkat – tingkat, ada yang berat dan ringan. Namun,
peranan individu juga menentukan berat tidaknya suatu intensitas penderitaan.
Mahuk bernyawa memiliki sifat ingin terpenuhi
segala hasrat dan keinginannya. Perlu dipahami bahwa mahluk hidup selalu
membutuhkan pembaruan dalam diri, seperti memerlukan bahan pangan untuk
kelangsungan hidup, membutuhkan air dan udara. Manusia juga membutuhkan
penyegaran rohani berupa ketenangan. Apabila tidak terpenuhi manusia akan
mengalami penderitaan.
Manusia didunia melakukan kenikmatan
berlebihan akan membawa pada penderitaan dan rasa sakit. Munculnya penyakit
jasmani juga kadang muncul penyakit rohani. Manusia mendapat penyiksaan didunia
agar kembali pada jalan TUHAN dan
menyadari kesalahanya. Namun, bila manusia tidak menyadari maka semakin
menjauhkan diri maka akan membawa pada penderitaan di akhirat.
D.
Manusia dengan keadilan.
Keadilan adalah kondisi kebenaran
ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda ataupun mahluk
hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia susunan W.J.S Poerwadaminta, kata adil berarti tidak berat sebelah atau
memihak manapun tidak sewenang – wenang. Sedangkan menurut istilah keadilan
adalah pengakuan dan perlakuan yang simbang antara hak dan kewajiban. Menurut
Aristoteles keadilan adalah kelayakan dalam tindakan manusia, kelayakan
diartikan sebagai titik tengah diantara kedua ujung ekstremyang terlalu banyak
dan terlalu sedikit. Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan
adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.
1. Manusia dengan cinta kasih.
MENUNGGU
Bukanya
aku luap
Hanya
saja aku lelah
Bukanya
aku tak bersyukur
Hanya
saja aku ingin memilikimu
Hidup
itu kerja dan cinta
Batinku
menanti
Menantikan
dirimu
Meski ….
Masih
kau suguhkan
Teka –
teki tak pasti
Yang
memaksa menuntunku
Berbalik
arah melawan batinkU
2. Manusia dengan keindahan.
ALAM NEGERI INI
Ku
pejamkan mataku
Ku
rentangkan tanganku
Sejuk,
tenang, senang kurasakan
Kicauan
burung yang merdu
Menandakan
adanya hari baru
Saat
aku membuka mataku
Ku
tak percaya bahwa ini nyata
Aku
berpikir, bahwa aku bermimpi
Tapi
aku sadar bahwa keidahan ini
Benar
– benar ada di depanku
Wahai
pencipta alam
Kekagumanku
sulit ku pendam
Dari
siang hingga malam
Pesonanya
tak pernah padam
3. Manusia dengan penderitaan.
DERITA KEHIDUPAN
Hari
– hari ku lalaui….
Penuh
dengan bara dan duri
Membakar
asa,
Menghentikan
langkah kaki
Namun
ku terus berjalan
Mencari
secercah harapan
Air
mata takan berguna
Seakan
tak peduli
Semuanya
hanya duka dan derita
Aku ingin terbang ke angkasa
Melepas
derita yang kian menikam
Mungkin
ini sudah takdir
Aku
hidup dengan derita
Menuggu
malam membawaku
4. Manusia dengan keadilan.
HILANGNYA KEADILAN
Dalam
hati aku menangis..
Meratapi
kenyataan yang melanda
Keadilan
hanya hiasan belaka
Berpedoman
pada aturan – aturan
Namun
nyatanya disalah gunakan
Semua
tunduk menerima kenyataan
Tak
ada satupun yang berani melawan
Dalam
heningnya malam aku bertanya
Inikah
yang namanya keadilan ?
Dimanakah
keadilan kini berada ?
Kepada
siapa keadilan berpihak ?
Hanya
tuhanlah yang tahu