Jumat, 14 April 2017

MEMANUSIAKAN MANUSIA

MEMANUSIAKAN MANUSIA
Sebuah pernyataanyang lajim dan sering kita dengarkan bahwa tujuan sejati pendidikan adalah memanusiakan manusia. Ungkapan ini seakan terus diperbincangkan dan disetujui untuk dilaksanakan dalam praktek kehidupan sebagai penggiat dan pelaksanaan pendidikan.
Pada hakikatnya seorang pendidik adalah seorang fasilitator. Fasilitator baik dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik, maupun belajar mandiri dan juga mampu menjadikan proses pembelajaran sebagai kegiatan eksplorasi diri. Emily Calhoun pada Bruce Joyce, mengatakan: “Mengajar yang sesungguhnya adalah mengajarkan siswa bagaimana belajar” atau “Sekolahan merupakan tempat untuk belajar bagaimana caranya belajar”.
A.   Manusia dengan cinta kasih.

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian cinta kasih. Menurut kamus besar bahasa Indonesia karanggan W.J.S Purwodarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan saying atau cinta (kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih hampir sama sehingga kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur keterikatan, keintiman, dan kemesraan (Cinta ideal/Segitiga cinta) disertai dengan belas kasihan, pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab yang diartikan akibat yang baik, menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.

B.   Manusia dengan keindahan.

Keindahan, sering diutarakan kepada situasi tertentu, arti kata keindahan yaitu berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, melok, dan sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran, sesuatu yang indah itu selalu mengandung kebenaran. Keindahan bersifat universal, artinya keindahan yang tak terikat oleh selera perorangan, waktu, tempat, atau daerah trtentu, bersifat menyeluruh.
Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahakan sehingga kita perlu melestarikan bentuk dari keindahan yang telah dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara, maupun seni pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang dapat dibanggakan dan mudah – mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan teknologi, social, dan budaya.

C.    Manusia dengan penderitaan.

Penderitaan adalah menanggung atau menjalani sesuatu yang sangat tidak menyenangkan yang dapat dirasakan oleh manusia. Setiap manusia pasti pernah mengalami penderitaan baik secara fisik maupun batin. Penderitaan juga termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat – tingkat, ada yang berat dan ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat tidaknya suatu intensitas penderitaan.
 Mahuk bernyawa memiliki sifat ingin terpenuhi segala hasrat dan keinginannya. Perlu dipahami bahwa mahluk hidup selalu membutuhkan pembaruan dalam diri, seperti memerlukan bahan pangan untuk kelangsungan hidup, membutuhkan air dan udara. Manusia juga membutuhkan penyegaran rohani berupa ketenangan. Apabila tidak terpenuhi manusia akan mengalami penderitaan.
Manusia didunia melakukan kenikmatan berlebihan akan membawa pada penderitaan dan rasa sakit. Munculnya penyakit jasmani juga kadang muncul penyakit rohani. Manusia mendapat penyiksaan didunia agar kembali pada jalan TUHAN dan menyadari kesalahanya. Namun, bila manusia tidak menyadari maka semakin menjauhkan diri maka akan membawa pada penderitaan di akhirat.

D.   Manusia dengan keadilan.

Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda ataupun mahluk hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia susunan W.J.S Poerwadaminta, kata adil berarti tidak berat sebelah atau memihak manapun tidak sewenang – wenang. Sedangkan menurut istilah keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang simbang antara hak dan kewajiban. Menurut Aristoteles keadilan adalah kelayakan dalam tindakan manusia, kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara kedua ujung ekstremyang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.

SUMBER:       https://www.academia.edu
                        https://ibd99.blogspot.ac.id
                        https://blog.uin-malang.ac.id
                        https://hasuna13.blogspot.com




1.      Manusia dengan cinta kasih.
MENUNGGU
Bukanya aku luap
Hanya saja aku lelah
Bukanya aku tak bersyukur
Hanya saja aku ingin memilikimu
Hidup itu kerja dan cinta
Batinku menanti
Menantikan dirimu
Meski ….
Masih kau suguhkan
Teka – teki tak pasti
Yang memaksa menuntunku
Berbalik arah melawan batinkU

2.      Manusia dengan keindahan.
ALAM NEGERI INI
                                    Ku pejamkan mataku
                                    Ku rentangkan tanganku
                                    Sejuk, tenang, senang kurasakan
                                    Kicauan burung yang merdu
                                    Menandakan adanya hari baru
                                    Saat aku membuka mataku
                                    Ku tak percaya bahwa ini nyata
                                    Aku berpikir, bahwa aku bermimpi
                                    Tapi aku sadar bahwa keidahan ini
                                    Benar – benar ada di depanku
                                    Wahai pencipta alam
                                    Kekagumanku sulit ku pendam
                                    Dari siang hingga malam
                                    Pesonanya tak pernah padam

3.      Manusia dengan penderitaan.
DERITA KEHIDUPAN
                                    Hari – hari ku lalaui….
                                    Penuh dengan bara dan duri
                                    Membakar asa,
                                    Menghentikan langkah kaki
                                    Namun ku terus berjalan
                                    Mencari secercah harapan
                                    Air mata takan berguna
                                    Seakan tak peduli
                                    Semuanya hanya duka dan derita
                                    Aku ingin terbang ke angkasa
                                    Melepas derita yang kian menikam
                                    Mungkin ini sudah takdir
                                    Aku hidup dengan derita
                                    Menuggu malam membawaku

4.      Manusia dengan keadilan.
HILANGNYA KEADILAN
                                                Dalam hati aku menangis..
                                                Meratapi kenyataan yang melanda
                                                Keadilan hanya hiasan belaka
                                                Berpedoman pada aturan – aturan
                                                Namun nyatanya disalah gunakan
                                                Semua tunduk menerima kenyataan
                                                Tak ada satupun yang berani melawan
                                                Dalam heningnya malam aku bertanya
                                                Inikah yang namanya keadilan ?
                                                Dimanakah keadilan kini berada ?
                                                Kepada siapa keadilan berpihak ?
                                                Hanya tuhanlah yang tahu